Mitos atau Fakta Kesehatan Anak? Yuk, Simak!


Oleh Ghina Shafa, Dept. Kominfo PAMI Jakarta Raya 2020

Kesehatan merupakan suatu kondisi yang bukan hanya terbebas dari penyakit, melainkan kesejahteraan fisik dan mental seseorang. Setiap orang harus memperhatikan kesehatannya. Kesehatan anak menjadi salah satu hal yang penting, karena anak akan selalu mengalami pertumbuhan dan perkembangan selama hidupnya. Ada beberapa hal yang menyebabkan kurang diperhatikannya kesehatan anak, dapat berasal dari faktor orang tua maupun faktor lingkungan. Orang tua memiliki peran yang penting dalam memberikan edukasi kepada anak untuk dapat memiliki pola hidup sehat, sedangkan lingkungan juga memiliki peran dalam tumbuh kembang anak.
Hal-hal yang kurang diperhatikan tersebut biasanya karena kurangnya pengetahuan yang dimiliki oleh orang tua maupun anak, dapat juga merasa bahwa itu merupakan hal yang biasa sehingga diabaikan, atau sudah menjadi suatu kepercayaan. Nah, ada beberapa hal yang perlu sobat ketahui kebenarannya, yuk simak penjelasan berikut ini.

1. Mitos atau Fakta, demam sebagai penanda tumbuhnya gigi pada anak?

Tumbuh gigi memang suatu hal yang wajar bagi setiap anak. Tumbuh gigi akan mulai dirasakan sekitar bulan ke empat hingga bulan ke tujuh. Munculnya gigi akan secara bertahap, tidak tumbuh secara sekaligus. Mitosnya adalah demam dikatakan menjadi penanda tumbuhnya gigi. Faktanya adalah pertumbuhan gigi akan diawali oleh beberapa gejala seperti sering menangis, sering menggigit benda yang keras, dan demam. Nah, ini yang harus diperhatikan ya sobat, jika demam yang dialami mencapai lebih dari 38 derajat celcius, kemungkinan besar kondisi tersebut bukan disebabkan oleh pertumbuhan gigi, melainkan adanya masalah kesehatan yang lain. Jadi, tips nya adalah jika anak mengalami demam yang tinggi, perlu lebih diperhatikan ya sobat, jangan sampai salah dalam proses penanganannya.


 













Sumber: Nutriclub.co.id

2. Mitos atau Fakta, mengonsumsi es krim dapat menyebabkan obesitas pada anak?

Es krim termasuk kedalam produk makanan yang disukai oleh banyak orang, tidak hanya orang dewasa, melainkan anak-anak. Mengapa tidak, es krim berbahan dasar manis yang umumnya memang tetap menjadi kesukaan banyak orang. Mitosnya adalah apakah mengonsumsi es krim dapat menyebabkan obesitas. Obesitas sendiri merupakan kondisi yang terjadi jika seseorang memiliki Indeks Massa Tubuh (IMT) lebih dari batas normal. Pada dasarnya memang obesitas tidak hanya disebabkan oleh pola makan yang buruk, tetapi bisa disebabkan juga dari pola hidup yang kurang sehat seperti jarang berolahraga. Faktanya adalah es krim memiliki kandungan energi yang cukup tinggi, dikatakan demikian karena di dalam 100 g es krim terdapat 210 kkal energi, 4 g protein, 12,5 g lemak, 20,6 g karbohidrat. Kalori yang terkandung di dalam es krim cukup tinggi, karena pada dasarnya es krim terbuat dari susu, gula, dan perasa. Nah, sobat jadi sebenarnya boleh saja mengonsumsi es krim, apalagi untuk anak-anak, asalkan mengonsumsi nya dalam jumlah yang wajar ya sobat. Tips nya mungkin sobat bisa sesekali mengganti produk es krim dengan produk lain seperti yoghurt.















Sumber: Journal of Nutrition College

3. Mitos atau Fakta, anak yang sering bermain di luar ruangan akan terhindar dari cacingan?

Kehidupan anak memang tidak dapat dihindarkan dari luar ruangan. Luar ruangan menjadi salah satu tempat bermain yang umumnya disukai oleh kebanyakan anak karena akan lebih aktif. Kebanyakan orang tua mengkawatirkan jika anaknya bermain di luar ruangan karena beranggapan bahwa luar ruangan bukan tempat yang cocok untuk bermain bagi anak-anak. Mitosnya adalah anak yang sering bermain di luar ruangan akan terhindar dari cacingan. Cacingan merupakan kondisi penyakit yang disebabkan oleh kuman parasit. Faktanya adalah lingkungan yang bersih belum tentu terbebas dari cacing, karena pada dasarnya telur dan larva cacing dapat berada dimana saja, seperti di tanah, air, bahkan makanan. Jadi, perlu diingat ya sobat, kita perlu memberikan kebebasan kepada anak untuk bermain dimana saja, baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan. Tipsnya adalah tetap mengawasi dan selalu memberikan edukasi kepada anak akan pentingnya cuci tangan. Penerapan cuci tangan yang harus diterapkan oleh anak, karena anak tidak mengerti apakah tangan nya sedang dalam kondisi bersih atau kotor. Dengan menerapkan cuci tangan yang rutin terutama sehabis main, maka akan lebih besar kemungkinan terhindar dari cacingan.


4. Mitos atau Fakta, anak yang bermain gadget dapat berdampak pada perkembangan otak?

Perkembangan teknologi yang begitu canggih juga menciptakan gadget yang beragam kecanggihannya yang tentunya dapat kita rasakan. Gadget digunakan tidak hanya bagi orang dewasa, bahkan anak-anak menggunakan gadget dalam kehidupan sehari-harinya. Segala sesuatu memang ada dampaknya, termasuk dengan penggunaan gadget yang dapat berdampak positif dan dapat juga berdampak negatif. Dampak positif dari gadget yang dirasakan oleh sebagian orang adalah kemudahan dalam berkomunikasi, mencari informasi, dan masih banyak lagi. Tidak sedikit juga orang tua yang beranggapan bahwa peran gadget memiliki peran yang positif dalam menemani anak agar selalu memiliki kesan yang tenang karena anak hanya membutuhkan gadget untuk membuatnya tenang. Mitosnya adalah anak yang bermain gadget dapat berdampak kepada perkembangan otaknya. Yang kita ketahui memang anak-anak akan selalu mengalami pertumbuhan dan perkembangan selama hidupnya. Faktanya adalah usia perkembangan anak yang sensitif adalah usia 1 hingga 5 tahun. Dikatakan demikian karena pada periode usia tersebut, anak akan mengalami perkembangan kecerdasan seperti kecerdasan  intelektual,  emosional,  dan spiritual. Pada periode usia tersebut anak akan mudah meniru apapun yang dia lihat maupun dengar, yang nantinya akan membentuk  karakter, kepribadian,  dan  kemampuan  kognitif anak. Keseringan dalam menggunakan gadget dapat mengganggu jaringan syaraf dan otak anak, karena gadget memiliki radiasi yang cukup tinggi.
Nah, jadi gadget memang memiliki dampak yang positif juga bagi anak, selama penggunaannya masih dalam batas yang wajar. Sedikit tips yaitu lebih mengatur mengenai kapan waktu yang tepat untuk bermain gadget pada anak, jangan sampai membiarkannya menggunakan gadget dalam jangka waktu yang lama, serta sibukkan anak dengan kegiatan-kegiatan yang menyenangkan lainnya. Perlu perhatian juga ya sobat, karena anak masih dalam proses pertumbuhan dan perkembangan.




Daftar Pustaka

Habibi, N.A. and Pramono, A., 2016. Pengaruh Pemberian Es Krim Tersubtitusi Inulin Terhadap Lingkar Pinggang, Dan Tekanan Darah Remaja Obesitas Abdominal (Doctoral dissertation, Diponegoro University).
Puji Asmaul Chusna. 2017. Pengaruh Media Gadget pada Perkembanga Karakter Anak. STIT Al-Muslihun. Diakses dari http://ejournal.iain-tulungagung.ac.id/index.php/dinamika/article/viewFile/842/586.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kekerasan terhadap Perempuan

Mari Kita Mengenali Bahaya Penyakit AIDS!

Mitos dan Fakta Kesehatan Terkait Kebudayaan di Indonesia