Kebutuhan Gizi Remaja Perempuan dalam Upaya Mencegah Anemia

oleh Rahmiza Monika dan Bella Aulia - Dept. Kominfo PAMI Jakarta Raya 2021

Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh remaja adalah kebutuhan gizi mikronutrien. Masa remaja merupakan masa pertumbuhan yang membutuhkan gizi yang baik dan cukup dibandingkan dengan kelompok umur lainya. Zat besi (Fe) merupakan zat gizi mikro yang sangat diperlukan tubuh. sumber zat bezi berasal dari sumber pangan nabati dan hewani. Contoh sumber pangan nabati yaitu kacang-kacangan dan sayur-sayuran. Sedangkan, sumber pangan hewani yaitu daging, telur, dan ikan.


Pada remaja perempuan, puncak pertumbuhan terjadi sekitar usia 10-14 tahun yaitu pada masa sebelum mentruasi dan berlangsung selama 12-18 bulan. Selama masa remaja, Pada wanita, kebutuhan akan zat besi yang tinggi disebabkan oleh kehilangan darah pada saat menstruasi. Secara keseluruhan, kebutuhan zat besi meningkat dari kebutuhan sebelum masa remaja sebesar 0,7 sampai 0,9 mg Fe per hari. Kekurangan zat besi pada remaja perempuan akan meningkatkan risiko terjadinya anemia.


 Anemia adalah suatu kondisi dimana kadar Hemoglobin (Hb) di dalam darah lebih rendah dari jumlah normal. Kejadian anemia pada remaja perempuan dapat disebabkan oleh periode menstruasi karena kondisi ini akan berpengaruh pada pengurangan jumlah sel darah merah dalam tubuh dan kebutuhan zat besi akan meningkat drastis sebagai hasil dari ekspansi total volume darah, serta peningkatan massa lemak.

Factor lainya yang dapat mempengaruhi kejadian anemia pada remaja perempuan adalah kurangnya pengetahuan tentang anemia. Kurangnya pengetahuan ini akan berdampak pada pola makan yang negative dan mengabaikan gizi makanan yang dibutuhkan. Selain itu, karena tidak diseimbangi dengan gizi yang cukup, pola makan yang tidak teratur, kurang mengkonsumsi air putih, dan diet yang tidak sehat. Menurut World Health Organization (WHO), kekurangan zat besi sebagai salah satu dari sepuluh masalah kesehatan yang paling serius.

Dampak anemia pada remaja adalah

a. Konsentrasi belajar berkurang

b. Produktivitas kerja menurun

c. Prestrasi di sekolah rendah atau tidak optimal

d. Imunitas lebih rendah sehingga lebih rentanterhadap penyakit infeksi

Keadaan anemia pada remaja perempuan dapat berlanjut saat mereka menjadi ibu. Selama kehamilan, mereka pun lebih berisiko mengalami perdarahan pasca-persalinan, komplikasi saat melahirkan, melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah, bayi lahir prematur, atau kelahiran mati. Selain itu, anak-anak mereka lebih mungkin mengalami stunting, sehingga meneruskan siklus malnutrisi yang merusak.

Strategi yang dapat dilakukan dalam mengatasi masalah anemia pada remaja perempuan adalah dengan memberikan pengetahuan kepada remaja perempuan terutama tentang bahaya anemia dan kebutuhan gizi yang seimbang. Selain itu harus dibarengi dengan mengatur pola makan. Mengubah pola makan dan fortifikasi makanan merupakan strategi jangka panjang. Cara lainnya adalah dengan konsumsi tablet tambah darah (TTD). Konsumsi Fe merupakan cara efisien karena mudah didapat, efeknya cepat terlihat, dan harganya relative murah sehingga mudah di dapat dan terjangkau. Pemberian  Tablet Tambah Darah (TTD) bertujuan untuk mencegah anemia dengan meningkatkan cadangan zat besi dalam tubuh.





Referensi :

Lestari, I., dkk. (2017). “Hubungan Konsumsi Zat Besi dengan Kejadian Anemia Pada Murid SMP Negeri 27 Padang”. Jurnal Kesehatan Andalas, 6(3). Melalui http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/download/730/586

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). “KENALI MASALAH GIZI YANG ANCAM REMAJA INDONESIA”. Melalui Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (kemkes.go.id)

 

Unicef Indonesia. (2020). Upaya Remaja Mencegah Anemia. Melalui https://www.unicef.org/indonesia/id/coronavirus/cerita/upaya-remaja-mencegah-anemia

 

Subratha, H & Ariyanti, K. (2020). “Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja Putri tentang Anemia di Tabanan”. Jurnal Medika. 3(2). Melalui

https://ejournal.stikesadvaita.ac.id/index.php/MedikaUsada/article/download/75/51/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kekerasan terhadap Perempuan

Mari Kita Mengenali Bahaya Penyakit AIDS!

Mitos dan Fakta Kesehatan Terkait Kebudayaan di Indonesia